Analisis Kasus Claire

KELUARGA KETIGA – CHURCHES

Claire, 36 thn, masuk rumah sakit sekitar 5 hampir 6 tahun ketika keluarganya mulai diselidiki. Dia mengidap schizopern-paranoid, diobati dengan insulin dan banyaknya pemberian elektro-shocks. Dia menipu dirinya sendiri dan sering berhalusinasi, menunjukan gangguan berdasarkan pikiran-pikirannya dan tidak mendapatkan perhatian.

Perspektif Claire

Pada mulanya Claire merasa dirinya tidak normal, karena kurangnya perhatian yang diberikan orang tuanya. Kedua orang tuanya hanya mementingkan bisnis, sehingga dia merasa kedua orang tuanya bukan seperti orang tua kandung, tetapi hanya sepasang partner bisnis. Ibu tidak mengizinkan Claire untuk menjadi dirinya sendiri, ibu selalu mengatur dan ia merasa ibu tidak menyukainya. Sekali lagi, Claire merasa ibunya menolak kehadirannya. Orang tuanya hanya memberikan materi yang banyak, tetapi mereka tidak memperhatikan dan memberikan kasih sayang padanya. Hal ini membuat Claire tidak mampu mengekspresikan perasaannya, sehingga ia menjadi remaja yang tidak berkembang, terlalu sensitif untuk segala hal, melawan dan menentang orang tuanya, dan ia tidak berdaya untuk mengendalikan hal tersebut. Suatu ketika Claire mebutuhkan kehadiran orang tuanya untuk menghampirinya di sekolah dan ibu tidak sempat pergi, Claire mempertegas tuduhannya bahwa yang ia rasakan ibu telah mengabaikan dirinya.

Perspektif keluarga

Menurut keluarganya, claire tidak dapat mengekspresikan apa yang sebenarnya ia rasakan, tamak, sikap menggebu-gebu, dan kurangnya wawasan atau pengertian. Yang di rasakan oleh keluarga, bahwa mereka tidak pernah mengobrol dan menurut orang tua, Claire mengalami sakit. Karena seorang ibu pernah memiliki pengalaman atau dengan kata lain atribusi menjadi seorang anak, maka menurut ibunya, dirinya lebih tau segala hal tentang anaknya Claire. Ibunya melakukan hal ini karena merasa bahwa sifat anaknya dan ibunya sama sehingga ibu merasa bahwa apa yang dibutuhkan oleh Claire sang ibu lebih mengetahui.

Ibunya merasa telah mengurangi kegiatan bisnisnya ketika ia telah memiliki anak. Menurut ibunya, ketika terjadi insiden di kapal, saat itu ada seorang pria yang masuk ke dalam kabin kapal wanita, lalu melakukan perkosaan terhadap gadis tersebut, dan ibunya merasa Claire mengalami suatu gangguan akibat peristiwa pelecehan itu. Ibu melihat Claire berbeda dari biasanya dan selalu gelisah. Orang tua Claire merasa tidak mengabaikan Claire sama sekali, bahkan dengan mengetahui tuduhan Claire bahwa dirinya selalu menutupi dengan material, ibu dan ayah Claire begitu merasa khawatir atas dirinya. Orang tua Claire terkejut ketika mengetahui Claire menyalahkan mereka atas penyakitnya. Dengan segala kekurangan terhadap tuduhan-tuduhan yang di ajukan Claire terhadap ibunya, ibu Claire memastikan bahwa dirinya akan memperbaiki kekurangan dalam perhatiannya terhadap Claire.

analisis novel "Veronica memutuskan mati"


ANALISIS NOVEL “VERONICA MEMUTUSKAN MATI (PAULO COELHO)”

Veronica hidup dengan rutinitas yang sudah pasti dan aturan yang sudah pasti. Ia memilih semua yang sudah teratur, seperti salah satu keputusannya untuk tinggal di asrama biarawati yang memiliki aturan jam malam. Namun sebenarnya Veronica tidak nyaman dengan rutinitas yang seperti itu, hal tersebut ia lakukan karena pemikirannya yang kaku dalam menilai dunianya. Sampai pada akhirnya ia merasa dunianya tidak bermakna sehingga ia memutuskan untuk bunuh diri. Ketika ia gagal mati dan dimasukkan ke dalam rumah sakit jiwa, Veronica tetap berusaha mencari cara untuk mati. Dan karena semua orang menganggap Veronica gila, maka ia menganggap bahwa ia adalah orang gila dan orang gila tidak harus berperilaku normal, sehingga ia berperilaku seperti orang gila. Namun ketika ia bertemu dengan Eduard ia mulai merasa menemukan sesuatu yang baru dalam hidupnya, bisa merasakan untuk mencintai dan mulai merasa ketakutan akan datangnya kematian. Sehingga ketika waktu kematiannya tinggal 24 jam lagi ia menginginkan kematiannya tidak berada di dalam rumah sakit. Veronica menginginkan kematian di luar rumah sakit dan melakukan hal–hal yang tidak pernah dilakukannya karena merasa selama ini hal–hal tersebut tidak bermakna bagi dirinya. Ketika kematian semakin mendekat, Veronica dan Eduard kabur dari rumah sakit karena ingin menikmati masa-masa akhir hidupnya bersama-sama. Namun ketika terbangun di pagi hari dan ternyata ia tidak mati, Veronica merasa adanya keajaiban dan ia menyongsong hidupnya yang baru.

Revisi analisis film Forrest Gump

Pada awalnya forrest merasa berbeda dengan orang lain, forrest memiliki banyak kekurangan, tulang punggung forrest melengkung, forrest tidak dapat berjalan normal seperti orang kebanyakan, IQ forrest di bawah rata-rata, forrest seringkali merasa tidak percaya diri karena kekurangan yang forrest miliki itu. Tetapi dibalik semua kekurangan yang forrest miliki, ternyata forrest memiliki kelebihan, salah satunya forrest mampu berlari sangat cepat yang orang lain belum tentu dapat memiliki kelebihan seperti forrest, Menurut forrest, hal ini adalah sebuah keajaiban. Sebenarnya Forrest sendiri tidak sadar dengan kelebihan yang dimilikinya. Forrest melakukan semua hal atas dasar diperintahkan oleh orang lain. Saat orang lain memintanya untuk berlari, maka Forrest akan berlari. Ketika orang lain menyuruhnya berhenti berlari, maka Forrest akan berhenti berlari.


Relasi dengan orang lain :
Dengan ibu : Ibu forrest selalu memberi dukungan kepada forrest agar forrest tidak merasa bahwa forrest berbeda dengan orang lain, selain itu ibu rela berkorban demi forrest agar forrest dapat dipandang sama dengan orang normal lainnya. Forrest merasa ibu forrest selalu menunggu forrest di rumah ketika forrest berada jauh dari ibu, dan ketika forrest pulang kedatangan forrest selalu disambut oleh ibu .
Dengan Jenny : Jenny adalah teman baik forrest dari sejak forrest kecil hingga sampai forrest dewasa. Jenny tidak memandang forrest sebelah mata, dia mau menerima forrest apadanya. Kami saling membantu dimana forrest sedang kesusahan maka Jeni akan membantu begitupun juga sebaliknya. Forrest merasa Jenni adalah teman forrest satu – satunya. Sehingga apabila jenni sedang dengan oranglain berhubungan maka forrest tidak akan tinggal diam karena forrest merasa bahwa Jenni hanya milik forrest.
Dengan Bubba : ketika berada di Vietnam forrest memiliki teman yang bernama Bubba. Dia mempunyai cita – cita untuk menjadi nakhoda kapal udang untuk menghidupi keluarganya. Ketika forrest mempunyai seorang teman forrest akan setia tanpa memperdulikan nyawa forrest. Karena Bubba tidak dapat meraih cita – citanya forrest akan menggantikannnya untuk menyelesaikan cita – cita Bubba.
Dengan Letnan Dan : Forrest tidak perduli dengan harapan letnan Dan seperti dia memilih untuk ditinggalkannya ketika perang berlangsung. Forrest memutuskan untuk menolong letnan Dan yang sedang terluka parah karena forrest merasa tidak mungkin meninggalkannya dengan keadaan seperti itu. Sehingga kami masih bisa melanjutkan hidup bersama – sama.

Mengenai Saya

Foto saya
hei..hei met datang di blog kita,, anggota blog kami terdiri dari: Devini Hendraviertyani (10050007106) Iznarita (10050007112) Poppy Rindu (10050007113) Cut Putri Listya Utami (10050007115) Raden Nur Ardisa (10050007117)

Pengikut